Foto: Ist |
Kini mahasiswa itu terpaksa menjalani perawatan di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh. Menurut keterangan dari paman korban, Allymuddin (36), keponakannya itu menjalani vaksinasi pada Selasa (27/7).
Usai menjalani vaksinasi, pada siangnya Amelia mengalami mual dan muntah-muntah.
"Terus pada malamnya keponakan saya ini badannya membiru dan kejang-kejang. Serta kaki dan tangannya tidak bisa digerakkan," kata Allymuddin.
Kemudian, Amelia langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Saat ini, Amelia terpaksa menjalani perawatan di ruang saraf RSUDCND Meulaboh.
"Saat ini anggota tubuhnya bagian tangan telah mulai bisa digerakkan, tapi kaki masih lumpuh," ungkapnya.
Kata Allymuddin, Amelia saat itu menjalani vaksinasi sebagai syarat administrasi kampus yang mengharuskan adanya sertifikat vaksin sebagai lampiran menjalani proses wisuda.
"Jadi saat itu Amelia ini mengatakan kepada pihak akademik (USK), jika ia tidak bisa divaksin karena mengalami sakit lambung akut, sinusitis, tipes dan juga sesekali sesak. Atas alasan itu pihak akedemik menerimanya, namun meminta surat keterangan tidak bisa vaksin dari dokter spesialis," ungkap Allymuddin, Minggu (1/8).
Kemudian, Amelia mendatangi Puskesmas Suak Ribee untuk meminta surat keterangan tidak bisa divaksin. Saat itu, dokter dari puskesmas mengeluarkan rujukan ke rumah sakit sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL).
Dalam surat yang dikeluarkan dokter puskesmas tersebut, menjelaskan jika Amelia menderita lambung akut, tipes serta sinusitis. Setelah mendapat surat rujukan itu, Amelia selanjutnya pergi ke Rumah Sakit Dankesyah, namun pada hari itu dokter spesialis penyakit dalam sedang tidak di tempat.
Karena di Rumah Sakit Dankesyah tidak ada dokter, Amelia mendatangi Rumah Sakit Montela. Disana Amelia bertemu dengan dokter spesialis penyakit dalam.
Namun, dokter tidak mau mengeluarkan surat keterangan tersebut, dan bersikukuh kalau Amelia tetap bisa divaksin.
"Keponakan saya ini memiliki lambung akut, sinusitis dan tipes. Bahkan sinusitisnya sudah pernah dioperasi. Tapi dokter ini tidak mau dan tetap bilang Amelia bisa ikut vaksin," ungkapnya.
Amelia selanjutnya melalukan vaksin atas rujukan dokter tersebut. Namun usai vaksin, Amelia malah lumpuh. Sementara itu, Dokter spesialis saraf dr. Widyawan, Sp.S yang menangani Amelia Wulandari mengaku belum bisa memastikan penyebab lumpuhnya mahasiswi USK) Banda Aceh tersebut.
Menurut Widyawan, selaku dokter yang menangani Amelia semenjak di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien (RSUDCND) Meulaboh, bisa saja gejala awal yang dirasakan oleh Amelia akibat meningkatnya asam lambung bukan dipengaruhi oleh vaksin.
Kata Widyawan, hingga saat ini ia masih terus mencari tahu penyebab dari kelumpuhan yang dialami Amelia.
Widyawan mengaku, awalnya saat dilarikan ke RSUDCND Meulaboh Amelia ditangani oleh dokter spesialis penyakit dalam.
“Sebenarnya ini pada saat saya bertemu pasien hari Jumat 30 Juli, pada saat itu dikonsulkan dari bagian penyakit dalam dan sebenarnya kebetulan menerima pasien tersebut masuk ke IGD Cut Nyak Dhien.
Hasil pemeriksaan bagian penyakit dalam saat itu, mereka menganalisa bahwa keluhan pasien tersebut lebih mengarah ke kasus neurologi, karena berhubungan dengan kelemahan tungkai,” kata dr. Widyawan, Sp.S, saat memberi keterangan resmi di aula dinas kesehatan, Senin (2/8).
Sumber: AJNN
0 facebook: