Wednesday, March 10, 2021

Udang Vaname di Tambak Klaster Aceh Timur Diburu Pebisnis

panen parsial udang vaname pada percontohan tambak klaster di Aceh Timur, Rabu (10/3/2021).
RILIS
.NET, Aceh Timur -
Udang vaname dari tambak klaster yang ada di Aceh Timur banyak diminati oleh para pebisnis (pedang). Tak sedikit para pelaku bisnis udang berdatangan ke Aceh Timur untuk mengajak kerjasama demi mendapatkan kwalitas udang yang dihasilkan dari shrimp estate percontohan nasional itu.

Bupati Aceh Timur H. Hasballah Bin HM. Muhammad Thaib SH mengatakan, saat ini peminat udang vaname dari klaster shrimp state Aceh Timur ini semakin banyak, bahkan jauh-jauh hari sebelum dipanen sudah diboking oleh peminat.

"Ini peminatnya sangat luar biasa, udang belum besar sudah ada yang boking, dan yang datang kesini bukan satu orang, tapi puluhan," kata Bupati Rocky sapaan akrab Bupati Aceh Timur ini, disela-sela kegiatan panen parsial udang vaname pada percontohan tambak klaster yang turut dihadiri tim Forkopimda dan para pimpinan OPD di Aceh Timur, Rabu (10/3/2021).

Sebelumnya, pada panen perdana Bulan Februari lalu, dari 9 kolam dengan size 100, dengan masa pemeliharaan 60 hari dapat menghasilkan panen sebanyak kurang lebih 2,2 ton.

"Hari ini kita melakukan panen parsial yang kedua, Alhamdulillah kita lihat sangat luar biasa, udangnya serentak size nya dapat 75 dengan umur 74 hari ini luar biasa potensinya," tambah Rocky.

Panen parsial udang vaname yang kedua kalinya di klaster Aceh Timur pada Rabu, 10 Maret 2021 ini, tak kurang dari 3 ton udang dihasilkan dengan ukuran yang serentak, berkisar 75 ekor perkilo gram, sebelumnya pada panen perdana secara parsial (bagian dari keseluruhan) tambak yang ada di Aceh Timur ini juga memanen 2,2 ton udang vaname, ditargetkan kedepan dapat menghasilkan rata-rata size (ukuran) 30 ekor perkilo gram nya.

Tak hanya itu, Bupati Rocky juga sangat optimis dengan hasil dari budidaya udang vaname ini, selain dapat meningkatkan ekonomi masyarakat juga turut mendukung masyarakat tentang ketahanan pangan nasional di Aceh Timur.

"Sistem pembagian hasil dan pembinaan masyarakat nanti itu di Balai Ujong Batee, kami hanya berharap kelompok taninya sehat, ekonomi bagus. Kami hanya dukungan, nanti binaanya semua dibalai," tandas Bupati Rocky.

Seperti dilansir website kkp.go.id pada Februari lalu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP, Slamet Soebjakto mengatakan panen parsial tersebut membuktikan bahwa upaya KKP untuk membuat model tambak udang berkelanjutan yang dapat direplikasi oleh masyarakat pembudidaya berhasil.

“Capaian atau keberhasilan ini merupakan usaha keras kami untuk terus meningkatkan produksi sub sektor perikanan budidaya nasional. Dan mengejar target produksi untuk terus menggenjot ekspor udang sampai dengan tahun 2024. Bukan hanya di Aceh saja, tapi di daerah lain juga bisa menyusul atas keberhasilan ini”, kata Slamet, seperti pada keterangannya di Jakarta, (28/2/2021) lalu.

Slamet menyebut, sebagaimana pernah diutarakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono bahwa Aceh Timur termasuk kawasan potensial, sebab kondisi air dan lahannya sangat cocok untuk pengembangan tambak udang. "Beliau juga menegaskan bahwa dalam budidaya tambak udang, jangan sampai mencemari lingkungan dan udang itu sendiri, sehingga selain nilai ekonomi yang dihasilkan tinggi dan lingkungan sekitar tetap lestari," jelasnya.

“Untuk itu, kami siap memberikan support untuk daerah Aceh khususnya, dan daerah potensial lain pada umumnya guna meningkatkan produksi budidaya udang secara berkelanjutan”, sebut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP, Slamet Soebjakto seperti dilansir website kkp.go.id. (rn/red)
BAGIKAN

0 facebook: