Salah satu Jembatan yang rusak akibat diterjang banjir (Foto: Ist) |
Di Aceh Timur rombongan Wamen ini disambut Bupati Rocky bersama unsur Forkopimda. Hadir antara lain Kapolres Aceh Timur AKBP Eko Widiantoro, Dandim 0104/Aceh Timur Letkol CZI Hasanoel Arifin, Sekda Aceh Timur Ir. Mahyuddin Syech Kalad, para asisten, para kepala dinas terkait, dan sejumlah Ormas dan OKP. Kabarnya Istri Gubernur Aceh Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, MT juga sempat turun ke lokasi pasca banjir.
Saat itu John Wampi Wetipo memang tak sendiri, ia ikut didampingi Anggota DPR RI H. Ruslan M. Daud (HRD), Staf Ahli Menteri PUPR RI Bidang Keterpaduan Pembangunan Achmad Gani Ghazali, serta Direktur Preservasi Jalan Akhmad Cahyadi, serta Kasubdit Wilayah I Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan Elroy Koyari, dan sejumlah pejabat dari Balai Wilayah Sungai Sumatera-I dan BP3A serta PBJN Sumatera-I ikut meninjau lokasi banjir di Kabupaten pesisir timur Aceh ini.
Namun sejumlah kalangan, terutama para korban banjir merasa kecewa, saat pimpinan tertinggi di provinsi ini dinilai seakan kurangnya perhatiaan kepada para korban yang mengalami banjir. Bukan dalam bentuk kiriman sembako yang dinilai kepekaan itu, akan tetapi kehadiran kepala daerah sekelas Gubernur Aceh juga tentu sangat diidamkan oleh publik dan para korban disana yang mengalami musibah banjir.
Di Aceh Timur misalnya, warga Desa Blang Rambong Kecamatan Banda Alam, selain rumah Kadus Tayuddin yang porak poranda diterjang banjir, rumah tetangganya Zainuddin, dan beberapa warga lainnya juga rusak parah akibat disapu banjir pada saat air pertamakali yang turun dari dataran tinggi arah Jambo Reuhat daerah setempat. Selain itu satu buah jembatan juga dilaporkan mengalami kerusakan.
"Air dengan cepat turun dari arah Jambo Reuhat, sehingga rumah kami dan beberapa warga lainnya ikut disapu air saat itu yang tingginya mencapai dada orang dewasa," kata Kadus di Blang Rambong saat ditemui media ini beberapa waktu lalu.
Tak hanya dikawasan itu, tidak kurang dari 19 Kecamatan yang ada di Aceh Timur ikut terendam, dan mengakibatkan sebanyak 25.641 Kepala Keluarga (KK) dengan 86.724 jiwa di 19 kecamatan dan 285 desa ikut terdampak. Tak hanya itu, seorang bocah yang masih berusia 14 tahun juga ikut menjadi korban akibat terseret arus banjir.
Korban adalah Ramadani, asal Dusun Patubung, Gampong Masjid, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur siswi SMP ini terseret arus, dan ditemukan setelah lima jam kemudian telah meninggal dunia pada Sabtu (5/12/20) siang sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu Bupati dan Kapolres Aceh Timur juga ikut mengevakuasi jasat korban yang ditemukan telah meninggal dunia akibat terseret arus.
Bupati Aceh Timur H. Hasballah Bin HM. Thaib menyebutkan, tidak kurang dari 17.000 unit rumah milik warga terdampak banjir di 17 kecamatan di wilayahnya. Bahkan 7.168 jiwa sempat mengungsi.
"Ada warga yang mengungsi ke meunasah, masjid, surau, dan gedung-gedung sekolah. Bahkan sebagian masih mengungsi ke rumah tetangga," sebut Bupati yang akrab dengan panggilan Rocky ini pada Minggu, awal Desember lalu.
Rocky sempat mengira, awalnya banjir terparah di Kecamatan Indra Makmur dan Ranto Peureulak, namun ternyata banjir terparah di Banda Alam dan Idi Tunong. "Jalan, jembatan, rumah, tempat usaha milik masyarakat rusak diterjang banjir. Kerugian masyarakat dan kerusakan fasilitas umum tahun ini lebih besar," ujarnya.
Namun oleh warga disini ada yang disesalkan dari Gubernur Aceh, mengapa tidak, sederet data dan informasi tadi seakan tidak menggugah hati sang Gubernur untuk dapat meninjau langsung ke lokasi.
Muhammad Haris Shalaziq warga Idi Rayeuk misalnya, ia mengatakan, sebagai Gubernur Aceh Nova Iriansyah tentu sangat diharapkan kehadiranya disana oleh warga, sebagai bentuk kepedulian dan rasa sosial sebagai pemimpin Aceh saat ini, tentu ketidak hadiran Nova akan menjadi catatan tersendir bagi warga ini.
"Wamen dan rombongan lain dari dari Jakarta telah tiba dan langsung memantau sejumlah kerusakan akibat banjir di Aceh Timur, tapi Gubernur Aceh sampai saat ini tidak nongol batang hidungnya untuk menyapa warga yang tertimpa musibah banjir," sebut Haris kepada media ini, Selasa (22/12/2020).
Haris mengaku banjir beberapa waktu lalu di Aceh Timur yang terparah dalam kurun waktu lebih sepuluh tahun ini, menurutnya air hujan berwarna keruh itu sempat mengenangi ruas jalan lintas nasional di kota Idi, sejumlah pertokoan sempat tutup dan banjir ikut merendam pemukiman warga dikawasan perkotaan kota itu. Menurut haris keluarganya yang ada di Gampong Aceh sempat mengungsi ke sekolah akibat rumahnya terendam banjir.
"Sebagai Gubernur Aceh semestinya Nova Iriansyah sudah hadir disini, karena banyak keluhan yang ingin disampaikan warga, namun itu tidak terjadi makanya kami merasa sangat kecewa," tambahnya.
Di daerah lain sambung Haris, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyempatkan waktu untuk tetap hadir membuka kegiatan Safari Pengabdian Pemuda (Sapda) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh, di Pante Ketibung tepi Danau Laut Tawar, Minggu (20/12/2020) lalu.
Tak hanya Nova Iriansyah, acara pembukaan itu juga diikuti semua pengurus KNPI pimpinan Wahyu Saputra. Selain itu, hadir juga istri Nova Iriansyah, Dyah Erti Idawati, Wakil Ketua DPRA, Hendra Budian, dan Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar di tepian Danau Laut Tawar Takengon.
"Sementara di Aceh Timur sejumlah warga yang masih terselubung duka akibat banjir justru mempertanyakan sikap Gubernur kita pak Nova Iriansyah, apakah cukup dengan mengirimkan sejumlah sembako, semestinya dia juga harus terjun langsung ke lokasi untuk melihat langsung prasarana yang rusak maupun fasilitas warga lainya yang hancur akibat dihantam banjir, sementara di acara KNPI ia kenapa sempat untuk hadir, ini butuh penjelasan kepada warga Aceh Timir," gugat warga Haris Shalaziq, yang juga aktivis Forum Masyarakat Aceh Timur (ForMAT).
Kehadiran Nova Iriansyah ke wilayah terdampak banjir di Aceh Timur ternyata bukan saja menjadi harapan sejumlah warga yang menjadi korban disana. Ternyata sejumlah wakil rakyat juga ikut merasa kecewa disana. Bahkan diperkirakan kerugian material mencapai miliaran rupiah akibat diterjang banjir tahun ini.
Ketua DPRK Aceh Timur Muhammad Daud yang akrab disapa Abi Daud yang dimintai tanggapannya pada Selasa sore menuturkan, banjir besar yang terjadi di Kabupaten Aceh Timur beberapa waktu lalu, tidak saja menyebabkan ribuan rumah warga yang terendam banjir dan rusak akibat dihantan banjir, tetapi sejumlah sarana seperti jembatan dan jalan disejumlah desa juga mengalami kerusakan.
"Aceh Timur merupakan kabupaten yang sangat luas, banjir yang melanda kabupaten ini juga telah mengakibatkan ribuan petani merugi, selain itu juga ada sejumlah jembatan dan jalan, serta rumah warga yang rusak parah seperti di kecamatan Banda Alam, kerusakan juga terjadi kecamatan Pante Bidari, Simpang Jernih, Ranto Peureulak maupun di Kecamatan lainnya dalam wilayah Aceh Timur," sebut Abi Daud.
Dipenghujung wawancaranya dengan media ini, Ketua DPRK Aceh Timur ini menambahkan, masyarakat tentu sangat wajar bila berharap Gubernur ikut datang meninjau lokasi, karena akibat banjir besar yang melanda kawasan ini sebut Abi Daud, telah menyebabkan kerugian yang sangat besar.
"Aceh Timur kabupatennya sangat luas, dan tentunya sangat banyak mengakibatkan kerusakan akibat banjir, jika Gubernur datang kelokasi tentu bisa meninjau langsung kerusakan itu, walau demikian kita mengakui bahwa istri Gubernur memang ada hadir kelokasi dan ikut mengantarkan bantuan, tapi tentu lain halnya kalau Gubernur yang terjun langsung itu tentu lebih baik," tambah Muhammad Daud.
Terkait alasan tidak hadirnya Gubernur Aceh pada saat banjir di Aceh Timur itu, media ini belum mendapatkan konfirmasi secara resmi dari Gubernur Aceh Nova Iriansyah, begitupun dari pihak Pemerintahan Aceh media ini belum mendapatkan keterangan resmi sampai berita ini diunggah pada Kamis sore. (rn/red)
0 facebook: