Rapat Persiapan Panton Aceh Lam Haba (Foto: Aqbar) |
Ketua Pelaksana Lomba, M. Yusuf Ali atau yang dikenal dengan sebutan Abu Seumangat mengatakan, kegiatan perlombaan ini bertujuan untuk menghidupkann kembali seni budaya Aceh yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda saat ini. Menurutnya, seni panton merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan untuk diwariskan kepada anak cucu dimasa yang akan datang.
“Kami mengharapkan dengan perlombaan ini menjadi salah satu usaha kita bersama untuk mewariskan anak-anak generasi penerus bangsa agar mencintai budayanya. Jangan sampai kebudayaan-kebudayaan kita ini hilang di telan jaman,” ujar Abu Seumangat.
Abu Seumangat menjelaskan, perlombaan ini dibagi dalam tiga katagori. “Adapun katagori yang diperlombakan dalam Panton Aceh Lam Haba adalah, katagori Pembangunan Aceh Timur, katagori Sosialisai Covid-19 dan katagori Pelestarian Seni Budaya dan Adat Istiadat, dimana pada masing-masing katagori akan terpilih tiga yang terbaik,” terangnya.
“Sedangkan peserta lomba diikuti oleh 23 group Panton Aceh Se- Aceh Timur dan perlombaan ini baru pertama sekali terjadi semenjak radio Cempala Kuneng pulang (pindah_red) ke Aceh Timur,” tambah Abu Seumangat.
Keberadaan panton Aceh telah tergerus oleh budaya-budaya luar, sehingga perlu kepedulian semua pihak untuk mempertahankan budaya yang telah diwariskan oleh “indatu” (nenek moyang_red) dahulu. Ia menekankan pentingnya generasi muda untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan asli masyarakat Aceh.
“Karena perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat, jangan sampai malah anak-anak kita tidak ada yang berminat jadi penerus budaya kesenian ini,” imbuh Abu Seumangat.
Seperti halnya budaya-budaya daerah lain yang terus dipertahankan oleh daerahnya masing-masing, maka seharusnya budaya-budaya Aceh pun harus dilestarikan. Dirinya sangat menyayangkan bila masyarakat malah tidak mencintai budayanya sendiri hingga akhirnya kehilangan identitas.
“Padahal budaya daerah lain terus dilestarikan bahkan sampai ke tingkat nasional maupun luar negri, jangan sampai masyarakat kita malah tidak bangga akan budayanya sendiri,” kata Abu Seumangat mengingatkan.
Kegiatan lomba Panton Aceh Lam Haba diselenggarakan di tengah pandemi meski penyelenggaraannya dilakukan dengan mematuhi Protokol Kesehatan. “Agar budaya ini tetap lestari, serta sebagai wujud kecintaan kami untuk mewariskan kepada generasi muda,” jelasnya.
Abu Seumangat mengungkapkan penyelenggaraan ini merupakan kerjasama dengan LPPL Radio Cempala Kuneng Aceh Timur sebagai bentuk dukungan agar para generasi muda untuk melestarikan kebudayan lokal.
“Walaupun kegiatan ini tidak ada anggaran, namun kami bersama Radio Cempala Kuneng memohon kepada semua pihak agar membantu menjadi donatur sehingga lomba ini dapat terlaksana demi untuk melestarikan budaya Aceh,” harap Abu Seumangat. (rn/aqbar)
0 facebook: