Showing posts with label Ambon. Show all posts
Showing posts with label Ambon. Show all posts

Friday, April 2, 2021

Camat Wertamrian Dituding Adu Domba Soa Mudi Rumyaru Desa Lorulun Lewat SK Panitia

Camat Wertamrian Dituding Adu Domba Soa Mudi Rumyaru Desa Lorulun Lewat SK Panitia

RILIS
.NET, Saumlaki -
Camat Wertamrian Kabupaten Kepulauan Tanimbar Propinsi Maluku Eduardus Utukaman, S.Sos dituding telah mengadu domba masyarakat Marga/Soa Mudi Rumyaru (MURU) di desa Lorulun.

Itu diduga dilakukan terkait proses lanjutan pembayaran lahan lokasi wisata Danau Lorulun lewat penerbitan Surat Keputusan Camat Wertamrian Nomor 591/27/2021 tanggal 4 Maret 2021, tentang Tim Koordinasi dan Konsultasi Interen Keluarga Besar Mudi Atas Desa Lorulun Tahun 2021.

SK ini disinyalir merupakan SK yang intinya membentuk panitia baru yang anggotanya 99 persen hanya terdiri dari Keluarga Mudi Atas. Padahal sebagimana diketahui, Soa Mudi Rumyaru itu terdiri dari Keluarga Mudi Atas, Mudi Bawah dan Rumyaru.

Salah seorang tokoh adat Soa MURU Wilibrodus Melsasail kepada media ini mengatakan, penerbitan SK Camat Wertamrian terkait Panitia Marga untuk pembayaran lanjutan lokasi Danau Lorulun oleh Camat Eduardus Utukaman sangat di sayangkan, karena Panitia Marga Danau Lorulun itu sudah ada tetapi lagi-lagi dengan sepihak camat dapat menerbitkan SK baru ke panitia Danau Lorulun tanpa melalui proses musyawarah ditingkat soa Muru.

Dasar dikeluarkan SK tersebut hanya atas dasar hasil rapat internal keluarga Mudi Atas Ini kan sangat lucu karena Camat jelas-jelas telah mengintervensi Soa dan Kewenangan Pemerintah Desa.

Willi menyampaikan hal tersebut di depan Polsek Wertamrian pada Senin (29/3/2020).

"Semestinya Camat menghargai proses pembentukan Panitia oleh marga di Desa yang sudah ada sejak tahun 2018 dan bukan menerbitkan SK baru hanya atas dasar rapat internel keluarga tertentu, dan kalaupun ada kekisruhan dalam internal marga MURU maka Camat bersama kepala Desa bisa memfasilitasi kedua belah pihak untuk duduk bersama melakukan mediasi kekisruhan kedua belah pihak apalagi Camat anak negeri sendiri," Tandas Willi.

Selain itu kata Willi, panitia lama ini sudah tiga kali melakukan pencairan dana danau Lorulun tidak bermasala tetapi kenapa sampai SK baru lagi yang di buat oleh camat yang terkesan berpihak pada salah satu keluarga di dalam Soa.

Kepala Marga MURU yang baru Yosep Melsasail menyampaikan kekesalan yang sama dimana Camat Wertamrian sudah salah dan telah keliru menerbitkan SK yang bukan menjadi kewenangannya yang telah melangkahi hak Marga dan Kewenangan Pemerintah Desa Lurulun.

"Kalaupun ada pembentukan panitia baru seharusnya itu kewenangan saya selaku kepala Soa dan harus berdasarkan hasil musyarawarah di tingkat Soa kemudian disampaikan ke kepala Desa Lorulun, baru seterusnya ke Camat," ujar Yosep

Menurut Yosep, yang lebih aneh lagi adalah ketika seorang Camat melaporkan masyarakatnya sendiri ke pihak penyidik Polsek Wertamrian dengan menggunakan jasa pengacara.

Ditambahkannya dalam pertemuan yang dilakukan oleh camat di Desa Lorulun pada hari minggu 28 Maret 2021 yang mengakibatkan polemik yang berujung pada pelaporan masyarakat ke Polsek Wertamrian oleh camat.
L
Padahal semestinya hal tersebut tidak perlu terjadi karena ini dinamika yang terjadi dalam rapat.

Selanjutnya Mantan Kepala Soa MURU Isasias Nusmese menjelaskan bahwa terkait dengan kepemilikan lahan lokasi Danau Lorulun, sejak awal berproses dengan pemerintah daerah sebagai pihak kedua, tahun 2017 sudah ada berita acara kesepakatan yang ditanda tangani oleh Pj. Kepala Desa, Ketua BPD Lorulun, Camat Wertamrian dan dirinya selaku kepala Marga saat itu bahwa lahan tersebut adalah milik bersama soa Mudi Rumyaru dan surat pelepasannya ditandatangani oleh Dirinya selaku kepala Soa MURU, sehingga proses pembayaran lahan tahap 1 – 3 berlangsung dengan baik dan lancar.

Anehnya setelah mendengar akan dilakukan proses Pembayaran Tahap selanjutnya dari Pemerintah Daerah kepada Soa MURU, terlihat ada sebagian kelompok keluarga di dalam Soa yakni keluarga Mudi Atas diduga mulai melakukan rapat – rapat gelap termasuk di rumah camat dan menghendaki agar Pembayaran Lahan Danau Wisata Lorulun tahap selanjutnya tidak lagi dilakukan kepada Soa melalui kepada Soa, tetapi langsung dilakukan.

Selain itu saat caamat Wertamrian Eduardus Utukaman di konfirmasi oleh media ini, mengatakan mediasi yang dilakukan olehnya sudah usai di balai Desa dan Ia tidak mencampuri dengan urusan soa atau marga namun Eduardus tidak menjelaskan terkait dengan SK, yang diterbitkannya.

camat menjelaskan lagi terkait dengan proses pelaporan masyarakat di Polsek telah diselaisaikan dan di mediasi oleh pihak penyidik dan sudah selaisai sehingga tidak ada masa lagi."Paparnya.

Salain itu, camat berharap masalah yang suda di selaisaikan olehnya kiranya tidak terulang lagi oleh masyarakat dan dapat berakhir sehingga kejadian ini tidak terulang lagi. (rn/adm)

Monday, March 1, 2021

Polisi Myanmar Menindak Demonstrasi, Satu Orang Dilaporkan Tewas

Polisi Myanmar Menindak Demonstrasi, Satu Orang Dilaporkan Tewas

RILIS
.NET, Singapura - 
Polisi Myanmar pada Minggu menembak dan menewaskan seorang pengunjuk rasa dan melukai beberapa dari mereka dalam tindakan yang dilakukan sebagai upaya untuk mengakhiri demonstrasi yang telah berjalan selama berminggu-minggu.

Hal tersebut disampaikan oleh seorang politisi dan laporan media, terkait demonstrasi yang menentang kudeta militer 1 Februari.

Polisi melepaskan tembakan di kota Dawei, menewaskan satu dan melukai beberapa demonstran, kata politisi Kyaw Min Htike kepada Reuters dari kota di bagian selatan Myanmar itu. Media Dawei Watch juga mengatakan satu orang tewas dan lebih dari 12 orang luka-luka.

Polisi dan juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak menanggapi permintaan komentar melalui panggilan telepon.

Myanmar dilanda kekacauan ketika tentara merebut kekuasaan dan menahan pemimpin pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dan sebagian besar para pemimpin partainya. Pihak militer menuduh adanya kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan partai Suu Kyi secara telak.

Kudeta, yang menghentikan kemajuan Myanmar menuju demokrasi setelah hampir 50 tahun pemerintahan militer, telah membawa ratusan ribu pengunjuk rasa ke jalan-jalan dan menuai kecaman dari negara-negara Barat, dengan beberapa menjatuhkan sanksi terbatas.

Gambar-gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan beberapa orang, diantaranya mengalami pendarahan hebat, yang dibantu menjauh dari tempat aksi protes di kota utama Yangon.

Tidak jelas bagaimana mereka terluka tetapi media melaporkan bahwa ada tembakan langsung. Kelompok media Myanmar Now mengatakan orang-orang telah "ditembak mati", namun tidak merinci lebih lanjut mengenai kondisi di lapangan.

Polisi juga melemparkan granat setrum, menggunakan gas air mata dan menembak ke udara, kata saksi mata.

Pemimpin Junta Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pihak berwenang telah menggunakan kekuatan yang minimal untuk menangani protes.

Meski demikian, setidaknya tiga pengunjuk rasa telah tewas dalam kekacauan selama berhari-hari itu. Tentara mengatakan seorang polisi telah tewas dalam kerusuhan itu.

'Berlari'

Para petugas kepolisian mengambil posisi pada Minggu pagi di lokasi protes utama di Yangon ketika pengunjuk rasa, yang kebanyakan mengenakan alat pelindung, mulai berkumpul, kata saksi mata.

Mereka bergerak cepat untuk membubarkan kerumunan.

"Polisi turun dari mobil mereka dan mulai melemparkan granat setrum tanpa peringatan," kata Hayman May Hninsi, yang sedang bersama sekelompok rekan guru di Yangon. Mereka melarikan diri ke gedung terdekat.

"Beberapa guru terluka saat berlari."

Sebuah video yang diunggah menunjukkan dokter dan mahasiswa dengan jaket laboratorium putih melarikan diri ketika polisi melemparkan granat setrum di luar sekolah kedokteran di tempat lain di kota itu.

Polisi di kota kedua Mandalay menembakkan senjata ke udara, membuat para staf medis yang memprotes terjebak di sebuah rumah sakit kota, kata seorang dokter di sana melalui sambungan telepon.

Tindakan keras tersebut tampaknya mengindikasikan tekad militer untuk memaksakan otoritasnya dalam menghadapi pembangkangan yang meluas, tidak hanya di jalanan tetapi secara lebih luas, di bidang-bidang seperti pegawai negeri, pemerintahan kota, sektor pendidikan dan kesehatan, serta media.

Keributan di kota-kota besar secara nasional timbul pada Sabtu (27/2) ketika polisi memulai upaya mereka untuk menumpas protes dengan gas air mata, granat setrum dan dengan melepaskan tembakan ke udara.

Televisi MRTV yang dikelola pemerintah mengatakan lebih dari 470 orang telah ditangkap pada Sabtu. Dikatakan polisi telah memberikan peringatan sebelum menggunakan granat setrum untuk membubarkan orang.

'Menanamkan ketakutan'

Aktivis muda Esther Ze Naw mengatakan orang-orang berjuang untuk mengatasi rasa takut yang telah lama mereka alami.

"Ketakutan ini hanya akan tumbuh jika kita terus menjalaninya dan orang-orang yang menciptakan rasa takut itu tahu itu. Jelas mereka mencoba menanamkan rasa takut pada kita dengan membuat kita lari dan bersembunyi," katanya. "Kami tidak bisa menerima itu."

Tindakan polisi itu dilakukan setelah televisi pemerintah mengumumkan bahwa utusan Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah dipecat karena mengkhianati negara itu setelah dia mendesak PBB untuk menggunakan "segala cara yang diperlukan" untuk membalikkan kudeta.

MRTV mengatakan dia telah dipecat sesuai dengan aturan pegawai negeri karena dia telah "mengkhianati negara" dan "menyalahgunakan kekuasaan dan tanggung jawab seorang duta besar".

Duta Besar Kyaw Moe Tun menentang tuduhan tersebut. "Saya memutuskan untuk melawan selama saya bisa," kata Kyaw Moe Tun kepada Reuters di New York.

Pelapor Khusus PBB Tom Andrews mengatakan dia begitu terkesima dengan "tindakan berani" duta besar tersebut, dan menambahkan di Twitter, "Sudah waktunya bagi dunia untuk menjawab seruan berani itu dengan tindakan."

Para jenderal Myanmar secara tradisional mengabaikan tekanan diplomatik. Mereka sudah berjanji akan menggelar pemilu baru meski belum menetapkan tanggal.

Partai Suu Kyi dan pendukungnya mengatakan hasil pemungutan suara November harus dihormati.

Suu Kyi, yang berusia 75 tahun, menghabiskan hampir 15 tahun di bawah tahanan rumah selama pemerintahan militer. Dia menghadapi tuduhan mengimpor enam radio walkie-talkie secara ilegal dan melanggar undang-undang bencana alam dengan melanggar protokol virus corona.

Sidang berikutnya dalam kasusnya ditetapkan pada hari Senin.


Sumber: Reuters/antara

Saturday, December 12, 2020

Kedepankan Prokes Covid-19, STTIMASS Laksanakan Kegiatan PPL

Kedepankan Prokes Covid-19, STTIMASS Laksanakan Kegiatan PPL

Peserta PPL dari STTIMASS (Foto: Adam Manutilaa)
RILIS.NET, Saumlaki - Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia, termasuk Kabupaten Kepulauan Tanimbar, tidak menyurutkan semangat warga akademik Sekolah Tinggi Teologi Injili Mahkota Sion Saumlaki (STTIMASS) untuk terus berupaya meningkatkan mutu dan standar pendidikan tinggi di kampus ini, dengan melaksanakan Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

Kegiatan yang berlangsung pada hari Jumat (4/12/2020) di lokasi Kampus STTIMASS, Kampung Babar, Saumlaki, ini diikuti oleh 11 orang mahasiswa sebagai Peserta PPL dengan tetap mengedepankan Protokol Kesehatan (Prokes) COVID-19.

Hadir dalam pelaksanaan kegiatan PPL ini beberapa Dosen tutor, diantaranya Pdt. Yusak Weriratan, S.Th., M.A., M.Pd.K., Godfried D. Labatar, S.E., M.Pd., Yustus E. Orundalim, S.Pd., M.Pd., serta perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang diundang secara khusus untuk mengikuti kegiatan ini, yaitu Dr. Nikolaus P. Reressy, S.Sos., M.P.A., dan Letarius E. Layan, S.E., M.Si., M.Ec.Dev.

Menurut Labatar, yang juga menjabat sebagai Ketua STTIMASS, Kegiatan PPL ini penting dilaksanakan untuk mengasah kemampuan mahasiswa sebagai calon pendidik (red: calon guru) untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di depan kelas.

Ia juga menyampaikan bahwa situasi pandemi ini bukan merupakan halangan bagi warga akademik STTIMASS untuk tetap produktif dengan selalu menjalankan Prokes COVID-19 di lingkungan kampus.

“Karena keadaan daerah kita yang tengah dilanda pandemi COVID-19, maka kami sebagai Pengelola STTIMASS turut mengimbau kepada seluruh dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini untuk selalu mematuhi Prokes COVID-19," kata Labatar.

Sementara itu, di lokasi yang sama Reressy menyampaikan bahwa kegiatan ini dapat dikatakan sebagai salah satu upaya dari STTIMASS sebagai salah satu perguruan tinggi di daerah ini untuk mendukung terwujudnya Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, melalui sektor pendidikan tinggi.

"Kami hadir di sini untuk mendorong terpenuhinya dimensi cerdas pada rumusan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Itu harapan pada tataran paradigmatisnya. Sementara pada tataran praktis, para calon sarjana ini pada gilirannya nanti akan terjun ke dunia pendidikan sebagai tenaga pendidik. Pada konteks inilah para mahasiswa tingkat akhir ini perlu dipersiapkan secara baik dan memadai melalui kegiatan PPL ini," ucap Reressy.

Lebih lanjut, Reressy menjelaskan bahwa sejauh ini Bupati Kepulauan Tanimbar telah berkomitmen untuk terus memberikan dukungan bagi pengembangan pendidikan tinggi di Tanimbar, termasuk di Kampus STTIMASS.

“Bapak Petrus Fatlolon, S.H., M.H., selaku Bupati Kepulauan Tanimbar memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan pendidikan tinggi di Tanimbar. Sebagai wujud implementasinya, kami telah melakukan diskusi bersama pihak Pendiri, Pengelola Yayasan Solagracia Duan Lolat Berkei Saumlaki, dan Pengelola STTIMASS untuk memperkuat tiga hal mendasar di perguruan tinggi ini yang menjadi amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat.

Untuk dimensi pendidikan dan pengajaran, kami tengah melakukan pembobotan terhadap kurikulum sebagai suprastruktur operasional dalam pelaksanaan aktivitas perkuliahan di kampus ini. Sementara itu, pada dimensi penelitian dan pengembangan, kami tengah mendorong pelaksanaan berbagai penelitian ilmiah yang mengangkat pelbagai topik teraktual.

"Melalui riset-riset tersebut, diharapkan akan ada percakapan pemikiran ilmiah yang lebih dinamis pada perguruan tinggi ini. Sementara itu, pada dimensi pengabdian kepada masyarakat, saat ini kami juga tengah mendorong untuk menjadikan STTIMASS sebagai arena pemikiran akademik terkemuka di daerah ini melalui pelbagai kegiatan diskusi publik yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat,” tutup Reressy. (Adam manutilaa)

Wednesday, December 2, 2020

Momen Bersejarah, Hercules Landing Pertamakali di Bandara Mathilda Batlayeri

Momen Bersejarah, Hercules Landing Pertamakali di Bandara Mathilda Batlayeri

TNI AU dan Pesawat Hercules C-130 Mendarat di Saumlaki (Foto:Ist)
RILIS.NET, Saumlaki - Mungkin menjadi momen bersejarah yang tidak terlupakan oleh warga Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Malukuk. Sebuah pesawat Hercules C-130 milik TNI dengan registrasi A-1335 dari Skadron Udara 32, Wing Udara 2, Lanud Abdurrachman Saleh telah berhasil mendarat untuk pertama kalinya di Bandara Mathilda Batlayeri,  Pada Selasa (1/12/ 2020) pukul 11.00 WIT.

Pendaratan pertama kali pesawat ini disaksikan oleh Komandan Satrad 245 Saumlaki, Letkol Lek Fusi Arizona Bersama beserta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Saumlaki.

Adapun misi pendaratan C-130 Hercules di Bandara Mathilda Batlayeri yang dipimpin oleh Mayor Pnb Bandung adalah test landing dalam rangka kepentingan pertahanan nasional dan juga untuk memastikan landasan pacu Bandara Mathilda Batlayeri sudah sangat layak untuk didarati pesawat berbadan lebar.

Saat mendekati landasan pacu, pesawat tak langsung mendarat, melainkan mengitari area Bandara sebanyak 1 kali .Setelah itu, pesawat kembali ke arah timur, dan secara perlahan turun ke landasan diakhiri dengan pendaratan mulus di Bandara Mathilda Batlayeri.

Mayor Pnb Bandung menjelaskan bahwa, posisi Kabupaten Kepulauan Tanimbar secara nasional sangat strategis di mana memiliki berbagai potensi sumber daya alam. "Momen tersebut dipastikan sebagai sejarah pertama kalinya pesawat Hercules mendarat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar kali ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh kru pesawat dan terutama warga Saumlaki, mengingat transportasi ke Kabupaten ini dapat dikatakan cukup terbatas," ujar Pnb Bandung.

Sementara dilokasi yang sama Komandan Satrad 245 Saumlaki, Letkol Lek Fusi Arizona berharap kedepan adanya penerbangan berikutnya dari TNI AU yang melewati bandara ini.

"Semoga kedepannya diharapkan akan ada penerbangan-penerbangan berikutnya dari TNI AU yang melewati Bandara Mathilda Batlayeri, baik latihan maupun operasi dlm rangka melaksanakan tugas TNI AU sehingga diharapkan pula dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat di wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar," jelas Komandan Satrad 245 Saumlaki, Letkol Lek Fusi Arizona. (Adam Manutilaa)

Saturday, November 28, 2020

Inspektorat Kepulauan Tanibar Diminta Tindak Lanjut Hasil Investigasi  Tim 10 Desa Romlus

Inspektorat Kepulauan Tanibar Diminta Tindak Lanjut Hasil Investigasi Tim 10 Desa Romlus

Tim 10 Desa Romlus (Foto: Ist)
RILIS.NET, Saumlaki - Inspektorat Kepulauan Tanimbar diminta segera menindaklanjuti hasil investigasi tim 10 Desa Romlus. Hal itu disampaikan oleh pimpinan tim yang mewakili Desa Romlus dengan sebutan tim sepuluh Daniel Talutu pada, Jumat (27/11/2020), sekira pukul 18.00 WIT, melalui via telepon.

"Kami mewakili Desa Romlus telah melakukan investigasi terhadap sejumlah persoalan yang terjadi di lingkup pemerintah desa semisal pengunaan dana kelompok, yang mana hingga sekarang belum ada kejelasan kemana saja dana tersebut digunakan," sebit Daniel Talutu.

Ia menambahkan, ada juga proyek yang diduga asal jadi seperti proyek air bersih yang mrmang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, namun walaupun perkerjaan itu dianggap telah rampung namun belum digunakan, 

"Begitupun dana BUMDES yang seharusnya menjadi prioritas pihak Pemdes setempat agar melihat kesejateraan masyarakat namun dana tersebut juga tidak digunakan, dan kemudian dana tersebut seakan menjadi aset pribadi yang dititipkan pada rekening pribadi ketua Bumdes," tambahnya.

Tak hanya itu, uang minyak tanah juga yang hingga sekarang tidak tahu kejelasanya, program pengadaan pakaian dinas dan pakaian adat pemerintah desa juga masih menjadi tanda tanya kemana dana ini di pergunakan," ujarnya.

Lanjut Talutu, kasus asusila yang diduga dilakukan oleh bendahara desa romlus turut menjadi temuan , untuk itu perwakilan desa yang menyebut nama mereka tim sepuluh melalui  menghimbau kepada  pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Kepulauan Tanimbar agar mengarahkan Inspektorat untuk segera menindak lanjuti hasil investigas.

"Adapun hasil investigasi berupa beberapa temuan yang telah di sampaikan  dan juga telah mendapat persetujuan dari kepala desa Romlus sendiri yang diduga melakukan tindakan kejahatan melalui temuan yang di dapat serta pengakuan pribadi kepala desa untuk segera mengembalikan hal-hal yang di sebutkan dalam temuan tersebut," tambahnya.

Sementara itu media ini belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari Kepala Desa Romlus sampai berita ini ditayang, Sabtu (28/11/2020). (Adam Manutilaa)