Showing posts with label Dunia. Show all posts
Showing posts with label Dunia. Show all posts

Tuesday, March 15, 2022

Rusia Serangan Pangkalan Militer Ukraina Dekat Perbatasan Polandia

Rusia Serangan Pangkalan Militer Ukraina Dekat Perbatasan Polandia

Lviv -
Rusia melancarkan serangan udara ke pangkalan militer Yavoriv di Ukraina barat dekat perbatasan Polandia, kata pejabat setempat pada Minggu (13/3).

Serangan itu menunjukkan bahwa Rusia kini mulai menyasar bagian barat Ukraina.

"Penjajah melancarkan serangan udara ke Pusat Penjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional. Menurut data awal, mereka menembakkan delapan rudal," kata otoritas militer Lviv dalam sebuah pernyataan.

Serangan itu dilakukan terhadap unit militer fasilitas tersebut, kata kantor berita Ukraina Interfax, mengutip Anton Mironovich, juru bicara Akademi Pasukan Darat Angkatan Bersenjata Ukraina.

"Menurut data awal tidak ada korban jiwa, namun informasi tentang korban luka-luka sedang diklarifikasi," kata Mironovich.

Fasilitas pelatihan militer itu adalah yang terbesar di bagian barat Ukraina dan biasanya menjadi tempat latihan bersama dengan NATO. Jaraknya sekitar 25 km dari perbatasan Polandia.

Wali Kota Ivano-Frankivsk, kota lain di Ukraina Barat, mengatakan pasukan Rusia juga terus menghantam bandaranya pada Minggu. Belum ada korban yang dilaporkan. (rn/rd)


Sumber: Reuters

Sunday, March 13, 2022

Zelensky Klaim 1.300 Tentara Ukraina Tewas

Zelensky Klaim 1.300 Tentara Ukraina Tewas

Orang-orang menghadiri upacara penghormatan kepada para pembela Ukraina yang gugur, termasuk tentara yang tewas dalam pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di bandara Donetsk hari ini pada tahun 2015, di sebuah peringatan di dekat markas besar Kementerian Pertahanan di Kyiv, Ukraina. Foto: Antara Foto/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via Reuters/rwa/sad.
Kiev - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Ukraina kehilangan 1.300 tentara dan mengklaim bahwa Rusia kehilangan 12.000 tentara.

“Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya senang dengan kekalahan mereka karena bukan saya yang sebenarnya. Kita berbicara tentang kehidupan manusia di sini, dan para prajurit itu dibawa ke perang sebagai umpan meriam, dicuci otak dan bingung,” kata Zelensky seperti dikutip dari ABC News, Minggu (13/3/2022).

Zelensky juga mengomentari koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil, dengan mengatakan bahwa koridor paling sukses telah keluar dari Sumy di mana puluhan ribu dievakuasi.

"Ini adalah proses yang sangat sulit dan terkadang kita harus menemukan metode yang tidak lazim untuk memfasilitasi itu, karena Rusia hampir tidak pernah mematuhi gencatan senjata untuk memungkinkan evakuasi warga sipil," kata Zelensky.

Zelensky juga mengomentari diskusi dengan Rusia, mengatakan dia telah meminta pembicaraan langsung di tingkat tertinggi selama lebih dari dua tahun.

"Setidaknya kita dapat melihat beberapa kemajuan sekarang karena mereka juga mulai setuju bahwa dialog diperlukan. Tetapi tentu saja kita akan mencari keterlibatan yang lebih luas dari para pemimpin dunia lainnya, karena dalam setiap pembicaraan tentang jaminan keamanan perusahaan di masa depan untuk Ukraina, kita tidak akan pernah hanya percaya. Moskow setelah perang berdarah seperti itu terjadi," pungkas Zelensky.

Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Itu dilakukan menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, dan Rusia akhirnya memberikan pengakuan atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Proposal yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa. (rn/red)

Tuesday, March 8, 2022

China Tuduh AS Coba Buat NATO Versi Baru di Indo-Pasifik, ASEAN Perlu Waspada

China Tuduh AS Coba Buat NATO Versi Baru di Indo-Pasifik, ASEAN Perlu Waspada

Kapal induk Amerika Serikat, USS Theodore Roosevelt, berangkat dari Apra Harbor, Guam, 21 Mei 2020. Foto/REUTERS
Beijing -
Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi menduga tujuan sebenarnya dari strategi Amerika Serikat (AS) di kawasan Indo-Pasifik adalah membentuk versi baru NATO.

Dia memperingatkan Gedung Putih bahwa setiap upaya untuk melakukannya akan digagalkan.

Berbicara di sela-sela Kongres Rakyat Nasional ke-13 pada Senin (7/3/2022), Wang mengecam Washington yang bertindak dengan cara yang akan menyebabkan ketidakstabilan di kawasan itu di tengah perselisihan teritorial antara China dan negara-negara lain.

“Asia-Pasifik adalah lahan yang menjanjikan untuk kerja sama dan pembangunan, bukan papan catur untuk kontes geopolitik,” ujar Wang, dilansir RT.com pada Senin (7/3/2022).

Mengkritik AS, Wang mengklaim pendekatan Amerika hanya bertujuan menegakkan dominasi melalui “politik blok” di wilayah tersebut, yang diyakini Beijing akan merusak persatuan politik dan ekonomi Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang sudah ada.

Selain membahas masalah regional, Menlu China menyatakan Beijing siap dan bersedia memainkan peran konstruktif dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.

Dia menawarkan untuk memfasilitasi pembicaraan damai dan bekerja dengan komunitas internasional sebagai mediator.

“Kita harus mematuhi prinsip keamanan yang tidak dapat dibagi dan mengakomodasi masalah keamanan yang sah dari pihak-pihak yang terlibat,” papar Wang.

Menurut dia, “Perselisihan harus diselesaikan dengan cara damai melalui dialog dan negosiasi.”

Dia mengatakan, “Ada kebutuhan untuk menempatkan mekanisme keamanan Eropa yang seimbang, efektif dan berkelanjutan.”

Bersamaan dengan tawaran dukungan China, Wang mengatakan Beijing akan bekerja untuk menawarkan dukungan kepada rakyat Ukraina yang terkena dampak situasi, dengan Palang Merah China mengirimkan bantuan kemanusiaan darurat ke Ukraina segera. (rn/red)


Sumber: Reuters/Sindonews

Saturday, March 5, 2022

Rusia Kuasai Langit Ukraina, Jika Pilot-pilot Terbang Maka Akan Mati

Rusia Kuasai Langit Ukraina, Jika Pilot-pilot Terbang Maka Akan Mati

Wilayah udara Ukraina sepi dari lalu lalang pesawat karena sangat berbahaya di tengah invasi Rusia. Foto/REUTERS

Kiev -
Rusia secara efektif sudah menguasai wilayah udara atau langit Ukraina dan hanya menyisakan sedikit ruang bagi pesawat tempur Kiev yang tersisa untuk beroperasi. Hal itu dipaparkan penerbang yang juga pensiunan komandan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), Ward Carroll.

Carroll, yang memiliki pengalaman menerbangkan jet tempur F-14, mengatakan kepada Newsweek bahwa sangat berbahaya bagi pilot tempur untuk beroperasi di wilayah udara Ukraina. Dia bahkan menduga konvoi bala bantuan Moskow ke Ukraina akan terhenti karena rentan jadi korban salah sasaran.

“Mereka pada dasarnya dilarang terbang. Jika mereka terbang, mereka mati,” kata Carroll tentang Angkatan Udara Ukraina yang diperangi Moskow, yang dilansir Sabtu (5/3/2022).

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Sabtu, 05 Maret 2022 - 07:34 WIB oleh Muhaimin dengan judul "Rusia Kuasai Langit Ukraina, Jika Pilot-pilot Terbang Maka Akan Mati". Untuk selengkapnya

Menurutnya, mengingat kekuatan udara Rusia yang luar biasa, ini akan menjadi aset yang bisa dimanfaatkan Moskow saat perang memasuki minggu kedua.

Seperti diketahui, Moskow belum menggunakan jet-jet tempur canggihnya sejak memulai invasi pada 24 Februari. Taktik itu telah membingungkan para pakar militer Barat.

Carroll, yang sekarang menjadi penulis dan pembawa acara saluran YouTube yang membahas urusan militer, mengatakan setiap serangan mendadak yang diterbangkan oleh jet tempur Ukraina pada tahap konflik ini akan menjadi misi terakhir.

"Itulah sebabnya, gagasan untuk mengirim lebih banyak pesawat seperti MiG-29 masih diperdebatkan saat ini," katanya. "Ukraina dapat terbang untuk serangan singkat, serangan cepat, dan kemudian kembali ke dek dan menyembunyikan jet," ujarnya.

Situasinya sedemikian rupa sehingga Rusia menegaskan kontrol efektif atas ketinggian 10.000 kaki, dan Carroll mencatat bahwa "Siapa pun yang memiliki kekuasaan di atas 10.000 memiliki superioritas udara."

"Dan ini tidak berarti Ukraina memiliki di bawah itu," ujarnya. Ukraina masih mempertahankan beberapa kemampuan antipesawatnya, termasuk dalam bentuk rudal Stinger yang ditembakkan dari bahu yang disediakan oleh Amerika Serikat.

"Tetapi ancaman yang ditimbulkan oleh platform ini sebagian besar terbatas pada helikopter serbu dan pesawat angkut yang mencoba mendarat," kata Carroll.

"Begitu Anda memiliki langit di atas 10.000, Anda dapat mengelola ancaman rudal permukaan-ke-udara yang muncul," imbuh dia. Situasi ini sangat membatasi kemampuan Ukraina untuk mencapai target yang bahkan berpotensi menggiurkan seperti konvoi Rusia yang membentang sekitar 40 mil barat laut Kiev. (rn/red)


Sumber: Reuters/Sindo

Thursday, March 3, 2022

Wamenlu Amerika Apresiasi Indonesia Dukung Resolusi PBB Tentang Ukraina

Wamenlu Amerika Apresiasi Indonesia Dukung Resolusi PBB Tentang Ukraina

Jakarta -
Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Wendy R. Sherman berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia karena turut mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Ukraina.

Apresiasi itu disampaikan Wamenlu AS Wendy Sherman saat berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada Rabu (2/3), menurut keterangan Kedutaan Besar AS di Jakarta, Kamis.

Dalam pembicaraan tersebut, Wamenlu Sherman mengecam serangan Rusia yang direncanakan, tidak beralasan, dan tidak dibenarkan terhadap Ukraina.

Sebelumnya, Majelis Umum PBB pada Rabu mengadopsi sebuah resolusi yang menuntut Rusia untuk segera mengakhiri serangannya di Ukraina.

"Resolusi Majelis Umum PBB hari ini mencerminkan kebenaran yang sesungguhnya," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterrres melalui akun Twitter resminya, Rabu.

"Masyarakat dunia ingin agar penderitaan yang dialami oleh korban dari serangan di Ukraina tersebut segera berakhir," kata Guterres.

Sementara itu, Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid menegaskan bahwa resolusi tersebut menuntut agar Rusia segera, sepenuhnya dan tanpa syarat menarik semua pasukan militer dari wilayah Ukraina di dalam perbatasan yang diakui secara internasional.

"Saya bersama dengan negara-negara anggota (PBB) ingin menyuarakan kekhawatiran kami terhadap 'laporan tentang serangan di sejumlah fasilitas sipil seperti permukiman, sekolah dan rumah sakit, serta serangan terhadap warga sipil, termasuk perempuan, lansia, dan penderita disabilitas serta anak-anak'," katanya, mengutip teks yang ia baca pada Rabu, berdasarkan laporan di situs resmi PBB. (rn/red)


Sumber: antara